Bersama Bangun Literasi Indonesia


Iqra` bismi rabbikallażī khalaq (Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan) Q.S Al-Alaq : 1.

Kita sudah tidak asing dengan ayat tersebut, yang merupakan wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Isinya adalah memerintahkan kita sebagai manusia untuk belajar dengan membaca.

Pernah mendengar sebuah pepatah dari Dr. Seuss tentang membaca? Begini bunyinya, 
“The more that you read, the more things you will know” 
Bila diterjemahkan arti dari pepatah tersebut yaitu semakin banyak yang kamu baca, semakin banyak hal yang akan kamu ketahui.

Dari surat Al-Alaq ayat 1 dan pepatah dari Dr. Seuss, kita dapat melihat bahwa membaca adalah hal yang sangat penting. Seberapa pentingkah membaca? Mari saya beri tahu melalui kisah pengalaman saya.

Sejak kecil saya bukan tipe anak yang suka membaca. Membaca buku fiksi seperti novel saja terkadang tak sampai selesai, apalagi buku-buku yang berisi pengetahuan. Bisa dihitung dengan jari jumlah buku yang saya beli , itu pun hanya buku-buku perkuliahan yang diwajibkan oleh dosen.

Saat saya kuliah, saya mengikuti organisasi kemahasiswaan yang bergerak di bidang menulis. Saya suka menulis tapi tidak suka membaca. Dampaknya ternyata begitu terasa sekali saat saya di organisasi tersebut. Minimnya pengetahuan dan kosakata yang saya miliki menjadi penghambat saya dalam berkarya melalui tulisan. Terkadang timbul rasa iri ketika teman-teman saya memiliki tulisan yang lebih baik dari saya dengan kosakata yang lebih beragam dan mampu mengkritisi sebuah isu dengan tulisannya.

Suatu saat saya pernah ditanya oleh kakak tingkat di kampus perihal cita-cita. Dengan entengnya saya menjawab "cita-cita saya ingin jadi penulis novel ka". Menanggapi jawaban saya, kaka tingkat tersebut kembali bertanya "sudah berapa banyak novel yang kamu baca?". Mendengar pertanyaan tersebut seketika saya terdiam tidak bisa menjawabnya, karena pada saat itu saya belum pernah membaca satu pun novel sampai selesai.

Ada perkataan yang saya ingat darinya hingga sekarang dan menjadi motivasi untuk saya. Seperti ini perkataannya,

"Bagaimana kamu ingin menjadi penulis yang tulisannya dibaca dan dihargai oleh orang banyak, kamu saja tidak menghargai tulisan orang lain dengan membacanya".

Memang seperti tamparan yang cukup keras bagi saya. Namun, dari situlah saya mencoba untuk menyukai membaca. Saya memulai dengan membaca apa yang saya suka seperti novel.

Dari kisah pengalaman tersebut maka manfaat dari membaca versi saya yaitu meningkatkan kecerdasan serta pengetahuan, melatih berpikir, menambah kosakata yang memudahkan kita untuk mengungkapkan pemikiran baik secara lisan maupun tulisan.

Meskipun manfaat dari membaca begitu banyak, dewasa ini minat baca dari masyarakat begitu rendah. Hasil penelitian PISA (Program for International Student Assesment) rilisan Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD), minat baca masyarakat Indonesia menempati urutan ke 62 dari 70 negara yang diteliti pada tahun 2015. Tak pelak sampai disitu, penelitian lain yaitu CCSU (Central Connectict State University) pada tahun 2016, minat baca masyarakat Indonesia menempati urutan 60 dari total 61 negara.

Angka-angka tersebut menunjukan bahwa kemampuan literasi Indonesia masih sangat rendah meskipun angka melek huruf semakin meningkat dan angka buta huruf mengalami penurunan.



Rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia, ada beberapa hal yang menjadi faktor antara lain yaitu:
Pertama, faktor lingkungan. Dilansir dari gramedia.com faktor lingkungan mempengaruhi pembentukan kebiasaan seseorang. Contohnya adalah lingkungan keluarga. Apabila dalam suatu keluarga tidak membudayakan membaca maka tidak akan terbentuk kebiasaan membaca.

Kedua, gadget, game online, dan social media. Saat ini dengan munculnya gadget semakin banyak apikasi baik game online maupun social media. Aplikasi-aplikasi tersebut telah menjadi candu bagi penggunanya dari mulai orang dewasa hingga anak-anak. Jangankan untuk membaca, untuk bersosialisasi dengan orang sekitarnya saja terkadang hampir lupa.

Ketiga, minimnya sarana. Kurangnya sarana dapat menyebabkan rendahnya minat baca. Contohnya adalah tidak tersedianya buku bacaan di rumah yang dapat di baca sehingga tidak terbentuk kebiasaan membaca. Selain itu, tidak meratanya jumlah toko buku antara Desa dan Kota. Terkadang masyarakat di Desa sulit mendapatkan buku-buku karena tidak adanya toko buku, mereka harus pergi ke toko buku yang ada di Kota untuk mencari buku. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk mengakses buku dan mempengaruhi minat baca seseorang.


Sebenarnya Indonesia mampu untuk menjadi negara dengan minat baca masyarakat dan literasi yang tinggi.  Namun, untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah meningkatkan literasi dengan menggagas GLN (Gerakan Literasi Nasional), untuk mensukseskan gerakan tersebut dibutuhkan peran serta masyarakat. Lalu apa saja yang dapat dilakukan oleh masyarakat??

Pertama, Membangun kebiasaan membaca dalam keluarga.
Orang tua sangat berperan penting dalam membangun kebiasaan membaca. Bangunlah kebiasaan ini sejak dini. Adapun kiat-kiat yang dapat dilakukan oleh orang tua yaitu:
1. Menyediakan buku bacaan di rumah. Hal ini dilakukan untuk membangun ketertarikan anak terhadap buku. Ingat orangtua harus menyediakan buku sesuai dengan usia anak.
2. Mencontohkan. Kerap kali orangtua hanya memerintahkan anak untuk belajar dan membaca buku. Tapi orangtua sendirilah yang tidak mencontohkan hal tersebut. Mungkin kalau saya berada diposisi anak tersebut, saya akan berpikir "Ayah dan ibu aja tidak baca buku, untuk apa saya membacanya". Perlu diketahui seorang anak akan mengikuti perilaku orangtuanya jadi luangkanlah waktu untuk membaca.
3. Membacakan buku terhadap anak setiap harinya.

Kedua, Manfaatkan teknologi.
Kehadiran gadget memang telah menjadi candu. Layaknya dua buah mata pisau, gadget dapat memberikan dampak positif dan negatif. Guna membudayakan literasi kita dapat memanfaatkan gadget. Namun, untuk itu perlu peran serta orangtua untuk mengawasi dan membimbing anak untuk dapat mengakses informasi. Hal ini termasuk ke dalam literasi digital. 

Ketiga, Ikut serta dalam komunitas literasi.
Komunitas literasi dapat membantu untuk meningkatkan minat baca dan budaya literasi di masyarakat. Hal tersebut karena dalam komunitas literasi biasanya terdapat berbagai gerakan seperti mengkampanyekan pentingnya membaca, menyediakan rumah baca/ taman baca, membagikan buku kepada daerah-daerah yang sulit dijangkau, mengajar, membacakan buku pada anak-anak dan gerakan lainnya. Gerakan-gerakan tersebutlah yang dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca, meratakan penyebaran buku, bahkan menumbuhkan minat baca pada anak atau orang yang belum memahami pentingnya sebuah literasi karena banyaknya kendala. Gerakan-gerakan tersebut pula, yang saya rasa dapat membantu pemerintah dalam mengkampanyekan gerakan literasi.

Keempat, Tanamkan kebiasaan literasi di sekolah.
Kita tahu bahwa sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh anak adalah waktu di sekolah. Lewat sekolah pula anak banyak mempelajari berbagai hal. Meningkatkan literasi dapat dilakukan di sekolah. Hal-hal yang dapat dilakukan sekolah untuk membangun literasi yaitu dengan mewajibkan setiap siswanya untuk membaca. Tentu saja dengan menargetkan pula jumlah buku yang harus dibaca oleh setiap siswa dalam jangka waktu tertentu. Selain itu, pihak sekolah dapat membuat acara-acara terkait hari-hari besar nasional yang berkaitan dengan membaca, literasi, dan lainnya. Misalkan dengan adanya perlombaan menulis, membaca puisi, atau kegiatan lainnya di bidang sosial yang melibatkan siswa dengan tujuan membangun kesadaran siswa akan pentingnya literasi. Dalam merancang kegiatan ini sekolah dapat berkolaborasi dengan komunitas-komunitas literasi.

Saya sangat berharap adanya sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan literasi. Bersama-sama kita tingkatkan literasi, bersama-sama kita bangun Indonesia menjadi lebih baik.
#SahabatKeluarga #LiterasiKeluarga

Sumber:
https://news.detik.com/berita/d-4371993/benarkah-minat-baca-orang-indonesia-serendah-ini
https://www.gramedia.com/blog/5-penyebab-kurangnya-minat-baca-di-indonesia/
https://bimba-aiueo.com/penyebab-rendahnya-minat-baca/

You Might Also Like

0 comments